Menjadi bijaksana dalam situasi apapun merupakan sebuah pilihan. Tapi seringkali pilihan untuk menjadi bijak terabaikan. Emosi selalu menjadi pemenangnya. Terlebih saat kita dihancurkan oleh seorang yang terlanjur dekat dengan kita (pacar atau gebetan). Sangat sulit untuk menjadi bijak. Hal pertama yang sering dilakukan adalah menangis, galau dan merutuki debodohan diri. Sebenarnya tidak sia-sia, asalkan setelah itu kita mampu bangkit dengan sisa tenaga yang masih ada. Percaya atau tidak, luka yang tergores yang akan membuat kita kuat dan bertahan.
Tidak ada orang yang
ingin menjadi lemah, tidak ada orang yang ingin sakit hatinya, semua pasti
menginginkan kebahagiaan dan kesempurnaan dalam hidupnya. Tapi sadarkah? Tanpa terjatuh,
tanpa terluka dan tanpa menangis, semua akan tampak membosankan. Lihat saja
bagaimana jantung anda berdegup, tidak pernah konstan, bukan? Apa jadinya bila
detak jantung and lurus-lurus saja? Ya seperti itulah hidup kita.
Sekali lagi, menjadi bijak adalah sebuah pilihan. Pilihan yang mungkin untuk saat ini sulit, tapi insyaALLAH membuat kita dewasa dalam berpikir dan bertindak.
PS : Mendadak ada angin topan di rumah gue, galau gue ilang, tulisan gue jadi sedikit berisi hihihi :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar